Serangan Israel di Iran Tewaskan 430 Orang, Lebih dari 3.500 Terluka: Tragedi Kemanusiaan yang Mengguncang Timur Tengah

Dalam sejarah panjang konflik Timur Tengah, Israel dan Iran menempati dua kutub antagonistik yang sering terlibat dalam ketegangan berskala regional maupun internasional. Namun, eskalasi terbaru pada pertengahan 2025 mencatat sebuah babak paling mematikan dalam sejarah hubungan keduanya. Serangan udara skala penuh oleh Israel yang menargetkan berbagai lokasi strategis di Iran tidak hanya menewaskan ratusan orang, tetapi juga memicu kekhawatiran dunia atas potensi pecahnya perang terbuka skala penuh antara dua kekuatan besar di Timur Tengah.
Artikel ini menguraikan kronologi detil serangan, jenis target yang diserang, jumlah korban jiwa dan luka, serta efek domino yang ditimbulkan terhadap stabilitas regional, keamanan global, dan krisis kemanusiaan di Iran.

Bab 1: Latar Belakang Eskalasi
Permusuhan Historis Iran-Israel
Konflik antara Israel dan Iran bukanlah sesuatu yang baru. Sejak Revolusi Iran 1979, kedua negara secara ideologis dan politik saling bermusuhan. Israel memandang Iran sebagai ancaman eksistensial, terutama karena program nuklir Iran dan dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina.
Iran, di sisi lain, menganggap Israel sebagai penjajah yang menindas rakyat Palestina. Dalam dekade terakhir, serangkaian serangan siber, pembunuhan ilmuwan, dan aksi militer terselubung memperburuk hubungan keduanya.
Pemicu Serangan Terbaru
Pemicu langsung dari serangan ini dilaporkan terkait dengan tuduhan Israel terhadap Iran yang disebut-sebut telah mempersenjatai milisi di Suriah dan Irak dengan sistem rudal balistik yang berpotensi menyerang wilayah Israel. Selain itu, intelijen Israel menyebut adanya ancaman “serangan besar yang akan segera diluncurkan dari wilayah Iran,” sehingga Israel mengklaim melakukan serangan “preventif.”
Bab 2: Kronologi Serangan
Waktu dan Skala Serangan
Serangan terjadi pada dini hari waktu Iran, sekitar pukul 02.45 waktu setempat. Pesawat tempur Israel dilaporkan menembakkan lebih dari 200 rudal presisi tinggi yang menargetkan lokasi-lokasi strategis di Teheran, Isfahan, Shiraz, dan Tabriz.
Serangan juga menyasar fasilitas militer, kompleks pertahanan udara, pabrik senjata, serta beberapa pusat komunikasi dan logistik militer Iran. Salah satu serangan terbesar menimpa sebuah kawasan padat penduduk di Teheran selatan, yang menjadi penyebab utama tingginya jumlah korban sipil.
Durasi dan Respons Pertahanan Iran
Serangan berlangsung selama hampir dua jam. Pasukan pertahanan udara Iran, menurut laporan resmi, sempat menggagalkan sejumlah rudal, namun skala serangan terlalu masif untuk ditangani sepenuhnya. Alarm peringatan dibunyikan di berbagai kota besar, dan warga sipil diperintahkan masuk ke tempat perlindungan darurat.
Namun, karena minimnya persiapan dan skala serangan yang mengejutkan, ribuan warga sipil tetap menjadi korban.
Bab 3: Korban Jiwa dan Dampak Langsung
Jumlah Korban
Menurut Kementerian Kesehatan Iran, hingga 24 jam pasca serangan, sebanyak 430 orang dinyatakan tewas, termasuk anak-anak, perempuan, dan warga lanjut usia. Sementara 3.572 orang terluka, sebagian besar mengalami luka bakar serius, trauma ledakan, dan cedera akibat reruntuhan bangunan.
Rumah sakit di Teheran dan kota-kota besar kewalahan menerima pasien. Tenaga medis bekerja sepanjang waktu, sementara fasilitas kesehatan darurat didirikan di area publik untuk menangani korban tambahan.
Kerusakan Infrastruktur
Sejumlah rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya ikut rusak akibat getaran ledakan dan puing-puing yang beterbangan. Beberapa jaringan listrik, komunikasi, dan pasokan air sempat terputus di sejumlah distrik. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Iran menyebut lebih dari 7.000 bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Bab 4: Reaksi Pemerintah Iran dan Israel
Iran: Kecaman dan Janji Balasan
Presiden Iran dalam pidato resmi mengutuk keras tindakan Israel yang disebut sebagai “kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Iran.” Dewan Keamanan Nasional Iran langsung menggelar rapat darurat dan menyatakan bahwa tindakan pembalasan akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut serangan ini sebagai “deklarasi perang” dan menyerukan perlawanan besar-besaran terhadap Israel dan sekutunya.
Israel: Pernyataan Resmi
Pemerintah Israel, melalui juru bicara militernya, menyatakan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari “hak membela diri” terhadap ancaman nyata dari Iran. Perdana Menteri Israel juga menambahkan bahwa negaranya “tidak akan menunggu diserang untuk mengambil tindakan.”
Israel mengklaim telah menargetkan fasilitas militer dan pusat pengembangan senjata, meskipun laporan dari lapangan menunjukkan korban terbesar justru terjadi di wilayah sipil.
Bab 5: Reaksi Dunia Internasional
Kecaman Global
PBB, Uni Eropa, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan sejumlah negara besar seperti Prancis, Rusia, dan China mengecam tindakan Israel. Mereka menyatakan kekhawatiran bahwa serangan ini bisa memicu perang terbuka yang melibatkan banyak pihak.
AS dan Sekutunya
Amerika Serikat mengambil posisi yang hati-hati. Meskipun menyebut bahwa Israel “memiliki hak untuk mempertahankan diri”, Gedung Putih juga menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil dan menyerukan de-eskalasi segera.
Negara-negara Timur Tengah
Turki, Qatar, dan Arab Saudi menyatakan solidaritas terhadap rakyat Iran dan mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan. Demonstrasi besar-besaran pecah di sejumlah negara mayoritas Muslim sebagai bentuk protes atas tragedi tersebut.
Bab 6: Krisis Kemanusiaan
Gelombang Pengungsi Internal
Ribuan warga sipil dari wilayah terdampak mulai mengungsi ke kota-kota yang lebih aman. Pemerintah Iran mendirikan kamp-kamp darurat dan membuka jalur distribusi bantuan. Namun, terbatasnya logistik dan infrastruktur yang rusak memperlambat proses evakuasi dan distribusi kebutuhan dasar.
Bantuan Kemanusiaan
Beberapa negara dan organisasi internasional seperti WHO, Palang Merah, dan UNICEF mulai mengirimkan bantuan medis dan makanan. Sayangnya, pembatasan akses udara dan ketegangan militer membuat distribusi bantuan mengalami kendala besar.
Bab 7: Ancaman Eskalasi Lebih Lanjut
Iran Siap Membalas
Pasca serangan, militer Iran mulai memobilisasi pasukannya. Beberapa rudal balistik jarak menengah dipindahkan ke lokasi strategis. Armada laut Iran juga dikabarkan bergerak mendekati Teluk Persia, mengindikasikan potensi serangan balasan terhadap pangkalan AS di wilayah tersebut.
Kekhawatiran Perang Regional
Pengamat geopolitik memperingatkan bahwa konflik ini bisa menyulut perang skala penuh di Timur Tengah. Libanon, Suriah, Irak, dan Yaman—yang menjadi panggung pertarungan proksi antara Iran dan Israel—berpotensi terlibat lebih jauh.
Bab 8: Analisis Strategis
Motif Israel
Beberapa analis menyebut bahwa Israel melakukan serangan ini untuk mengalihkan perhatian dari krisis politik dalam negerinya. Ada pula yang menyebut bahwa Israel ingin menunjukkan kekuatan kepada dunia menjelang pemilihan umum yang akan datang.
Dampak Jangka Panjang
Serangan ini mencoreng citra Israel secara internasional, terutama jika korban sipil terus bertambah. Di sisi lain, Iran bisa memanfaatkan momentum ini untuk meraih simpati global dan memperkuat aliansi militernya dengan Rusia dan Tiongkok.
Bab 9: Kesaksian Korban
Salah satu korban selamat, Mahdieh Aram, ibu dua anak yang terluka di bagian kaki, menceritakan bahwa ia tidak sempat lari saat rudal menghantam gedung tetangganya.
“Saya hanya ingat ledakan besar, jendela pecah, dan anak-anak saya berteriak. Semuanya terjadi dalam hitungan detik,” katanya sambil menangis.
Relawan medis seperti Dr. Khosrowi juga berbicara tentang trauma yang dialami warga: “Kami melihat banyak anak-anak yang kehilangan orang tua mereka. Ini lebih dari bencana. Ini adalah luka yang akan membekas seumur hidup.”
Penutup: Panggilan untuk Perdamaian
Dunia saat ini berdiri di ambang bahaya besar. Serangan Israel ke Iran, yang menewaskan 430 orang dan melukai lebih dari 3.500 lainnya, bukan hanya serangan terhadap satu negara, melainkan ancaman terhadap kemanusiaan secara keseluruhan.
Konflik bersenjata harus dihentikan. Komunitas internasional harus bergerak lebih cepat dan tegas, tidak hanya untuk menghentikan pertumpahan darah, tetapi juga untuk memulihkan hak-hak korban dan memastikan keadilan ditegakkan.